Wednesday, May 25, 2011

FILSAFAT MAHLUK DAN PASANGANNYA

(Kuliah Filsafat oleh Pak Marsigit)

Terciptanya adam dan hawa, serta keadaan dimana setiap mahluk di surga memiliki pasangan mereka masing-masing, pada dasarnya menunjukkan bahwa mahluk di alam semsesta ini saling membutuhkan dan saling mempengaruhi. Hal ini dikarenakan mereka terikat oleh ruang dan waktu, dimana suatu keputusan akan mempengaruhi keadaan mahluk yang lain secara langsung dan tidak langsung.
Ada pria-wanita, ayah-ibu, kakek-nenek, besar-sedang-kecil, hitam-putih-kuning-warna lainnya, terang-gelap, dan lain sebagainya. Munculnya pasangan-pasangan tersebut adalah bentuk dari ketiadaan mahluk aslinya, contohnya adalah gelap adalah bentuk ketiadaan dari cahaya, kita dapat mengukur intensitas cahaya, tapi kita tidak dapat mengukur intensitas kegelapan. Contoh lainnya adalah kebodohan. Kebodohan adalah bentuk ketiadaan dari kecerdasan, kita dapat mengukur kecerdasan seseorang, tapi kita tidak dapat mengukur kebodohan seseorang. Contoh berikutnya adalah kejahatan. Pada dasarnya setiap mahluk diciptakan sebagai pembaik bagi mahluk lain, tetapi karena keterikatan ruang dan waktu, memungkinkan mahluk tersebut untuk meniadakan dan ditiadakan kebalikannya oleh mahluk itu sendiri atau mahluk lain.
Dalam perjalanan hidup manusia, tidak pernah lepas dari masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Sejarah kehidupan manusia dimulai dari masa lalu, berlangsung pada masa kini dan berakhir pada masa yang akan datang. Bisa disimpulkan bahwa tiadalah masa sekarang dan masa yang akan datang tanpa masa lalu. Tetapi dalam filsafat kita mengenal kaum fundamentalis. Kaum ini tidak mengenal masa lalu. Mereka menggap masa lalu itu bukan suatu hal yang penting. Mereka melupakan masa lalu.
Banyak manusia di dunia yang mengharap keberuntungan. Tetapi seperti yang kita tahu keberuntungan itu diciptakan sepasang dengan ketidakberuntungan. Ukuran beruntung dan ketidakberuntungan tidak bisa dijelaskan secara eksplisit, karena untuk mengatakan beruntung dan tidak beruntung kita harus menggelar dulu dimensinya. Ukuran beruntung manusia yang satu tidak sama dengan manusia yang lain.
Dalam perjalanan hidup, kita berupaya mencari pasangan kita. Seperti halnya adam untuk hawa, dan hawa untuk adam. Tapi kita tidak pernah tahu siapa jodoh kita. Seperti kejadian kapan kita sakit, mati, lahir tidak ada yang pernah tahu. Hal yang dapat kita lakukan adalah banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah sang Maha Pencipta. Kalau kata filsafat bergerak pada vital dan fatal.

No comments:

Post a Comment